Senin, 12 Maret 2018

Desa Wisata Ngringinan



Terletak di Jl. Ngringinan, Palbapang, Kec. Bantul, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, secara geografis terletak di pinggir jalur jalan raya Yogyakarta – Pantai Samas, tepatnya 15 km arah selatan kota Yogyakarta. Desa Wisata Ngringinan ini diresmikan pada tanggal 22 Februari 2017 serta dikelola oleh Bapak Windu Kuntoro beserta masyarakat.

Di Desa Wisata Ngringinan kita bisa menjelajahi Bantul dari sisi yang berbeda dan menelusuri jejak Bantul di masa penjajahan Belanda salah satunya, Museum Bantul Masa Belanda yang  menyimpan banyak benda, foto, dan film dokumenter tentang beberapa peninggalan Belanda di akhir tahun 1800-an dan di awal tahun 1900-an di Bantul dan sekitarnya. 

Terdapat kurang lebih 30 homestay yang tersedia di Desa Wisata Ngringinan. Homestay ini sebagai bagian pelayanan kami untuk menyediakan tempat beristirahat yang nyaman dan representatif sekaligus tempat berinteraksi dengan warga masyarakat sekitar sehingga wisatawan bisa merasakan suasana hidup di pedesaan yang sesungguhnya. Selain itu disini terdapat berbagai paket perjalanan wisata menarik seperti mengunjungi Gereja Ganjuran, berkeliling desa, aktivitas pertanian, cooking class, dll.



Ketika saya dan teman- teman D3 Kepariwisataan UGM berkunjung kesana, selepas sambutan oleh Bapak Windu selaku pengelola Desa Wisata Ngringinan kami kemudian diajak berkeliling menuju Gereja Hati Kudus Yesus yang merupakan gereja Katolik di Ganjuran, Bantul, ndonesia. , Gereja ini juga dikenal dengan nama Gereja Ganjuran, berdasarkan tempat letaknya. Gereja ini merupakan gereja tertua di Bantul. selama berjalan menuju gereja kami disuguhi pemandangan pedesaan dan keramah- tamahan warga setempat. Gereja ini cukup unik karena disini terdapat pula candi yang digunakan untuk beribadah umat Katolik, Gedung gereja dibuat dengan gaya joglo dan dihiasi dengan ukiran gaya Jawa yang menutupi 600 meter per segi. Ini termasuk ukiran nanas dari kayu serta ukiran berbentuk jajar genjang yang disebut wajikan. Altarnya dihiasi dengan malaikat yang berbusana tokoh wayang orang. Karena gaya arsitektur ini, ilmuwan Belanda M. C. Ricklefs menyatakan bahwa gereja di Ganjuran mungkin merupakan manifestasi penyesuaian gereja Katolik di Jawa yang paling menonjol. Selain itu pada Jumat Pertama atau Misa Gereja ini dikunjungi kurang lebih 2000 orang dari berbagai agama, selain mencari ketenangan jugasebagai bentuk Harmonisasi membangun hubungan lintas budaya. Serta yang perlu diketahui di gereja Ganjuran ini dikunjungi sebagai tempat wisata oleh masyarakat umum tidak hanya dari umat Katolik saja, seperti tempat untuk mengetahui sejarah ketika masa Belanda dahulu ataupun untuk penelitian akademisi.

Di Desa Wisata Ngringinan ini juga terdapat sentra pembuatan madumongso, Madu Mongso adalah makan ringan yang terbuat dari ketan hitam. Memiliki rasa manis legit dan sedikit asam karena ketan hitam diolah dahulu menjadi tape. Setelahnya bahan tersebut diolah lagi dengan ditambahkan gula, santan, dan dimasak hingga menjadi dodol/jenang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar