Jumat, 25 Mei 2018

Materi Monitoring dan Evaluasi Desa Wisata

Komponen Community Based Tourism (CBT)

NO
OBJECTIVE
INDICATOR
TOOLS
1.
Partisipasi
Kontribusi Masyarakat
Observasi
2.
Inisiatif
-Kesadaran Masyarakat
-Kreatifitas Masyarakat dalam mengembangkan Desa Wisata
Observasi
3.
Sosial
-Kerjasama dan Gotong Royong antar masyarakat
-Kerukunan Masyarakat
-Toleransi tinggi antar masyarakat
-Keramah- tamahan masyarakat ketika menyambt wisatawan
Observasi dan wawancara
4.
Ekonomi
-Meningkatkan pendapatan masyarakat.
-Kesehjateraan masyarakat.
Observasi dan wawancara
5.
Budaya
Kelestarian Budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.
Observasi
6.
Lingkungan
Kebersihan dan terjaganya lingkungan oleh masyarakat
Observasi

CBT atau Community Based Tourism merupakan proses pengembangan suatu destinasi wisata dengan cara memberdayakan masyarakat lokalnya sehingga mereka dapat ikut serta dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengambilan keputusan. Masyarakat lokal mendapatkan keuntungan atau pemerataan ekonomi dengan adanya suatu wisata yang melibatkan mereka. Sehingga masyarakat akan merasa memiliki suatu wisata itu dan merasa peduli sehingga ingin mengembangkannya menjadi lebih baik.
Pelaksanaan CBT pada desa wisata memiliki beberapa objective seperti :
1.       Partisipasi dari masyarakat sangat penting untuk keberlangsungan desa wisata itu sendiri. Masyarakat yang berkontribusi dapat membuat suatu desa wisata menjadi sustainable karena diurus dengan baik oleh masyarakat lokal. Semua masyarakat lokal harus ikut terlibat dalam pelaksanaan desa wisata ini sehingga mereka akan mendapatkan uang. Apabila mereka tidak ikut berpartisipasi dengan adanya desa wisata maka mereka juga mendapat manfaat contohnya seperti infrastruktur. Cara yang tepat untuk mengetahui partisipasi masyarakat dengan observasi secara langsung.
2.      CBT harus memberikan kesempatan suatu desa wisata untuk berubah menjadi lebih baik. Perubahan tersebut berasal dari inisiatif masyarakat lokalnya yang mana gerakan penyebaran dari masyarakat. Kesadaran dari masyarakat lokal sangat diperlukan sehingga dapat membuat mereka merasa memiliki desa wisata. Adanya perasaan memiliki tersebut menjadikan masyarakat lokal ingin membuat desanya menjadi lebih baik dan semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan. Selain itu kreatifitas dari masyarakat dapat membuat pembeda dari desa wisata lain. Kreatifitas ini dapat menjadikan desa wisata tersebut lebih unggul daripada desa wisata lain. Inisiatif ini dapat diketahui dengan melakukan observasi.
3.      Desa wisata dapat menjadikan masyarakat lokal untuk saling berkomunikasi membahas pengelolaan dari desa wisata. Adanya komunikasi yang dilakukan antar masyarakat lokal dapat berdampak pada kerjasama antar masyarakat lokal. Hubungan sesama masyarakat lokal pun menjadi erat. Dengan adanya kerjasama ini menjadikan masyarakat lokal dapat bersatu untuk memajukan desanya. Dalam pembuktiannya dapat dilakukan dengan observasi.
4.      Dengan adanya desa wisata ekonomi di suatu daerah dapat meningkat. Ekonomi dapat tersebar secara merata dan pendapatan masyarakat lokal semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena hasil keuangan dari adanya desa wisata diberikan kepada masyarakat lokal sebagai pengelola. Sehingga adanya desa wisata dapat memajukan suatu daerah tersebut. pendapatan masyarakat yang semakin bertambah maka mereka menginginkan desa nya menjadi lebih baik maka mereka akan membangun berbagai fasilitas pendukung yang nantinya memberi manfaat ekonomi juga bagi mereka. Metode wawancara sangat cocok untuk mengetahui peningkatan ekonomi dari masyarakat lokal.
5.      Desa wisata mempertahankan kekhasan yang dimiliki salah satunya adalah adat istiadat dan budayanya. Dengan dibuatnya desa wisata berbasis CBT dapat menjadikan adat istiadat serta kebudayaannya tetap lestari karena terus turun menurun selain itu juga dapat memberikan pelajaran atau ilmu kepada wisatawan. Sehingga dengan adanya desa wisata berbasis CBT menjadikan kebudayaan dan adat istiadat tersebut  dipertahankan bahkan dapat di konservasikan agar tetap sustainable. Cara yang tepat untuk mengetahui kelestarian tersebut dengan observasi.
6.      Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan juga berdampak pada lingkungannya yaitu pelindungan terhadap lingkungan sekitar. Desa wisata yang sudah menerapkan CBT dapat membuat lingkungan sekitarnya menjadi terjaga dan terurus dengan baik. Masyarakat lokal akan meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar agar dapat mendukung kegiatan wisata. Cara yang tepat untuk mengetahui kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya adalah dengan observasi.


Rabu, 14 Maret 2018

Kelembagaan Desa Wisata

Struktur Organisasi Kelembagaan Desa Wisata


Keterangan tugas dan tanggung jawab :
Ketua
1. Memastikan setiap seksi mengerjakan seluruh tugas yang telah ditentukan
2. Menerima laporan dari setiap seksi atas perkembangan pelaksanaan tugas
3. Mengontrol dan memastikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan

Sekretaris
1. Mencatat dan merapihkan seluruh laporan hasil pertemuan / meeting
2. Menyiapkan dan merapihkan seluruh administrasi untuk acara

3. Menyiapkan surat undangan untuk tamu dan anggota
4. Membuat laporan hasil kegiatan / acara

Bendahara
1. Mengontrol keuangan
2. Membuat laporan keuangan

Sie Lapangan
1. Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Menyiapkan agenda kegiatan.
3. Memastikan dan Mengontrol jalannya kegiatan.
4.  Memandu jalannya kegiatan.

Sie Dokumentasi
1. Menyiapkan seluruh perlengkapan untuk dokumentasi (Handycam, Tripod, Camera dsb)
2. Membuat Liputan video sebelum, selama berlangsungnya serta sesudah acara

Hubungan masyarakat
1. Menerima dan melayani Tamu- tamu perusahaan
2. Menghadiri setiap kegiatan social seperti undangan dari masyarakat atau dari instansi terkait
3. Melayani dan menjembatani setiap permasalahan social
4. Melakukan koordinasi yang berkesinambungan dengan tokoh masyarakat atau adat,organisasi masyarakat serta LSM yang berkaitan dengan desa  wisata.
5. Melakukan pembinaan , menerima dan menampung setiap saran dari masyarakat untuk ditindak lanjuti kepada pengelola desa wisata.
6. Menyampaikan surat menyurat yang masuk dari masyarakat, instansi terkait untuk segera ditindak lanjuti oleh pengelola desa wisata serta menyampaikan balasan atas surat tersebut.

Sie Sarana Prasarana
1. Menyiapkan seluruh perlengkapan / peralatan yang dibutuhkan (Alat komunikasi Radio HT panitia, kursi, tenda, meja, sound system, kabel kabel, arus koneksi listrik, tempat sampah, MCK, dll)
2. Merapihkan dan memastikan seluruh perlengkapan lengkap dan dalam kondisi baik sebelum acara
3. Merapihkan kembali seluruh perlengkapan dan peralatan setelah acara
4. Mengecek kelengkapan peralatan / peralatan setelah acara

Sie Evaluasi dan Pengembangan
1. Mengevaluasi setelah kegiatan selesai.
2. Menganalisis kekurangan kegiatan.
3. Mengembangkan atau memberikan inovasi kegiatan baru.
4. Mengadakan rapat rutin, dengan membahas permasalahan yang dihadapi, agar lebih baik kedepannya.

Sie Kebersihan dan Keamanan
1. Memastikan keamanan selama berlangsungnya acara
2. Mengakomodir kendararaan parkir tamu, undangan dan panitia

Yang perlu terlibat didalam kelembagaan desa wisata :
1.     Masyarakat lokal dari semua elemen.
2.     Pemerintah.
3.     Komunitas (UMKM, POKDARWIS,Dll)

Desa Wisata dengan kelembagaan yang cukup bagus yakni, Desa Wisata Tembi yang terletak di Bantul, DIY.
1.     Mengembangkan pariwisata kreatif (Membatik, melukis, membuat gula batu, dll)
2.     Memberdayakan masyarakat lokal
3.     Tidak mendatangkan investor
4.     Masyarakat sadar wisata (paham akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelaku wisata).

Desa Wisata dengan Kelembagaan yang kurang bagus yakni, Desa Wisata Kembang Arum
1.     Pencabutan izin sebagai desa wisata dari pemerintah.
2.     Masyarakat lokal tidak diberdayakan.
3.     Penanaman modal oleh investor.

Senin, 12 Maret 2018

Desa Wisata Ngringinan



Terletak di Jl. Ngringinan, Palbapang, Kec. Bantul, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, secara geografis terletak di pinggir jalur jalan raya Yogyakarta – Pantai Samas, tepatnya 15 km arah selatan kota Yogyakarta. Desa Wisata Ngringinan ini diresmikan pada tanggal 22 Februari 2017 serta dikelola oleh Bapak Windu Kuntoro beserta masyarakat.

Di Desa Wisata Ngringinan kita bisa menjelajahi Bantul dari sisi yang berbeda dan menelusuri jejak Bantul di masa penjajahan Belanda salah satunya, Museum Bantul Masa Belanda yang  menyimpan banyak benda, foto, dan film dokumenter tentang beberapa peninggalan Belanda di akhir tahun 1800-an dan di awal tahun 1900-an di Bantul dan sekitarnya. 

Terdapat kurang lebih 30 homestay yang tersedia di Desa Wisata Ngringinan. Homestay ini sebagai bagian pelayanan kami untuk menyediakan tempat beristirahat yang nyaman dan representatif sekaligus tempat berinteraksi dengan warga masyarakat sekitar sehingga wisatawan bisa merasakan suasana hidup di pedesaan yang sesungguhnya. Selain itu disini terdapat berbagai paket perjalanan wisata menarik seperti mengunjungi Gereja Ganjuran, berkeliling desa, aktivitas pertanian, cooking class, dll.



Ketika saya dan teman- teman D3 Kepariwisataan UGM berkunjung kesana, selepas sambutan oleh Bapak Windu selaku pengelola Desa Wisata Ngringinan kami kemudian diajak berkeliling menuju Gereja Hati Kudus Yesus yang merupakan gereja Katolik di Ganjuran, Bantul, ndonesia. , Gereja ini juga dikenal dengan nama Gereja Ganjuran, berdasarkan tempat letaknya. Gereja ini merupakan gereja tertua di Bantul. selama berjalan menuju gereja kami disuguhi pemandangan pedesaan dan keramah- tamahan warga setempat. Gereja ini cukup unik karena disini terdapat pula candi yang digunakan untuk beribadah umat Katolik, Gedung gereja dibuat dengan gaya joglo dan dihiasi dengan ukiran gaya Jawa yang menutupi 600 meter per segi. Ini termasuk ukiran nanas dari kayu serta ukiran berbentuk jajar genjang yang disebut wajikan. Altarnya dihiasi dengan malaikat yang berbusana tokoh wayang orang. Karena gaya arsitektur ini, ilmuwan Belanda M. C. Ricklefs menyatakan bahwa gereja di Ganjuran mungkin merupakan manifestasi penyesuaian gereja Katolik di Jawa yang paling menonjol. Selain itu pada Jumat Pertama atau Misa Gereja ini dikunjungi kurang lebih 2000 orang dari berbagai agama, selain mencari ketenangan jugasebagai bentuk Harmonisasi membangun hubungan lintas budaya. Serta yang perlu diketahui di gereja Ganjuran ini dikunjungi sebagai tempat wisata oleh masyarakat umum tidak hanya dari umat Katolik saja, seperti tempat untuk mengetahui sejarah ketika masa Belanda dahulu ataupun untuk penelitian akademisi.

Di Desa Wisata Ngringinan ini juga terdapat sentra pembuatan madumongso, Madu Mongso adalah makan ringan yang terbuat dari ketan hitam. Memiliki rasa manis legit dan sedikit asam karena ketan hitam diolah dahulu menjadi tape. Setelahnya bahan tersebut diolah lagi dengan ditambahkan gula, santan, dan dimasak hingga menjadi dodol/jenang.


Jumat, 23 Februari 2018

Dampak Pariwisata dan Rekreasi di daerah pedesaan


Sosial ekonomi"Positif"
  • Memberikan sumber penghasilan baru, alternatif atau tambahan dan tempat kerja
  • Membantu mengurangi ketidakseimbangan kekuatan gender dan ketidakseimbangan sosial lainnya
  • Mendorong aktivitas kolektif masyarakat
  • Memberikan kesempatan untuk mempertahankan populasi di daerah yang mungkin mengalami depopulasi
  • Memungkinkan daerah menjadi terisi kembali efek multiplayer secara keseluruhan, walaupun di daerah pedesaan ini cenderung lebih rendah
"Negatif"
  • Kebocoran ekonomi
  • Inflasi harga lokal
  • Migrasi tenaga kerja
  • Mendistorsi struktur pekerjaan lokal
  • Mendistorsi pasar perumahan lokal
  • Pekerjaan sebagai upah rendah dan partime dan perpanjangan 'peran lokal'
  • Komplek mandiri dengan jaringan yang lemah dengan pola permintaan musiman ekonomi lokal
Budaya
  • Menghidupkan kembali budaya lokal yang masih menghantarkan kebanggaan, harga diri dan identitas lokal
  • Memproduksi atau mendistorsi 'budaya' lokal untuk komodifikasi dan keaslian bertahap menghancurkan budaya asli
FISIK: membangun dan 'alami'
  • Kontribusi terhadap konservasi dan perlindungan
  • Membantu perbaikan dan penggunaan kembali sifat terbengkalai
  • Gangguan habitat
  • Mengotori, emisi dan bentuk kemacetan polusi lainnya
                                             Terutama, aktivitas rekreasi dan pariwisata di sejumlah desa telah berubah secara dramatis karena elemennya relatif pasif dan kecil dalam lanskap menjadi agen perubahan lingkungan, ekonomi dan sosial yang aktif dan signifikan. Baru dalam dasawarsa yang lalu, perubahan semacam itu menarik perhatian pembuat kebijakan lokal, regional, nasional dan supranasional. Namun, ini bukan untuk menyarankan adanya pendekatan konseptual terhadap, atau agrement atas sifat pembangunan dan pentingnya pariwisata dan rekreasi di daerah pedesaan.


Jumat, 16 Februari 2018

Rural Tourism (Wisata Pedesaan)


Pariwisata pedesaan sangat beragam dan terpecah, dimana puluhan ribu perusahaan dan intitusi publik aktif di seluruh Eropa, beberapa di antaranya berada di badan lokal atau regional seperti dewan pariwisata dan pihak berwenang, sementara yang lain tidak.

Lingkungan pedesaan memiliki sejarah panjang untuk tujuan rekreasi, dan hubungan simbolis ini memiliki dampak penting pada lingkungan dan aktivitas. Beberapa pemandangan pedesaan telah dibentuk untuk kesenangan rekreasi elit tertentu, seperti daratan Eropa.

Ragam kegiatan wisata dan rekreasi di pedesaan (Thibal,1988; Lane, 1994b: 16).

1. Touring

  • Hiking (footpaths, fitnes trails, nature parks)
  • Horse riding
  • Touring in gypsy caravan, wagons
  • Motorized touring (trail riding, all terrain vehicles, motoring)
  • Small town/ village touring
  • ‘Advanture’ holidays/ wildemess holidays
  • Cycling
  • Donkey riding
  • Cross country skiing
2. Water Related Activities
  • Fishing 
  • Swimming
  • River/ anal tourism
  • Canoeing and rafting
  • Windsurfing
  • Speedboat racing
  • Sailing
  • Facilities on the 'aqualand type.
3. Aerial activities
  • Light aircrafts
  • Hang gliding and micro light aircraft
  • Hot air balloons
4. Sporting activities
Requiring natural settings:
  • Potholing
  • Rock climbing
  • Orienteering
Requiring modified/constructed settings:
  • Tennis
  • Golf
  • Low intensity downhill skiing
  • Hunting
5. Cultural activities
  • Archaeology
  • Restoration sites
  • Rural heritage studies
Local industrial, agricultural or crafts enterprises
  • Museums
  • Courses in crafts
  • Artistic expression workshops
  • Folk groups
  • Cultural, gastronomic and other routes
6. Health related activities
  • Fitness training
  • Assault courses
  • Spas and health resorts
7. Passive activities
  • Relaxation holidays in a rural milieu
  • Nature study in outdoor settings, including birdwatching, photgraphy landscape appreciation
8. Hallmark events
  • Rural sporting festival
  • Agricultural shows
9. Business related
  • Small scale conventions/converences
  • Incentive tourism short breaks




Selasa, 13 Februari 2018

Desa Wisata Ponggok, Klaten

Hasil gambar untuk desa wisata ponggok klaten

Hai good people, jumpa lagi di blog saya! pasti sudah tidak asing lagi kan dengan foto diatas? yakkk, umbul ponggok yang menjadi wisata unggulan desa wisata ponggok. Nahhh kali ini kita tidak hanya membahas tentang umbul ponggok saja, namun juga desa wisata ponggok itu sendiri. Mengapa desa ponggok menjadi salah satu desa wisata terbaik di Indonesia? Apa dampaknya sebelum dan sesudah adanya desa wisata ini? serta yang terpenting apakah desa wisata ponggok menjadi bagian dari Community Based Tourism (Pariwisata berbasis masyarakat)?

Desa Wisata Ponggok terletak di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Dari sekitar 700 keluarga di Desa Ponggok, 430 di antaranya menjadi investor dalam usaha pengelolaan obyek wisata Umbul Ponggok. Karena itu Desa Wisata ini terpilih sebagai desa wisata terbaik di Indonesia untuk kategori pemberdayaan masyarakat. Umbul ponggok yang menjadi wisata unggulan di Desa Wisata ini merupakan sebuah kolam alami yang dikembangkan menjadi wisata snorkling yang cukup terkenal tidak hanya di Klaten. Tempat snorkling ini bukanlah laut melainkan sebuah sumber mata air alami yang segar dan sangat jernih. Berbeda dengan kolam renang yang dasarnya berupa lantai keramik, dasar Umbul Ponggok masih sangat alami berupa hamparan pasir nan luas, bebatuan, dan ribuan ikan warna-warni sehingga suasananya benar-benar seperti dibawah laut dan menurut sumber lainnya umbul ponggok dulunya adalah bekas tempat pemandian tua yang tidak terurus di desa tersebut. 


Sebelum menjadi desa wisata, sumber mata air didesa ini hanya digunakan untuk kepentingan sehari- hari, seperti mandi, mencuci, pengairan dan keperluan hidup lainnya. Namun melihat potensi yang besar dan berbekal daftar inventarisasi potensi peta aset desa, forum musyawarah Desa Ponggok melakukan uji praktek deliberatif demokrasi untuk menyepakati gagasan pengelolaan dan pemanfaatan.Kemudian setelah disulap menjadi obyek wisata kekinian, Desa Wisata Ponggok mampu mengundang wisatawan dari berbagai daerah serta menghasilkan omset ratusan juta ketika musim liburan, hingga akhirnya banyak warga yang turut berinvestasi melihat potensi yang ada. 


Desa Wisata Ponggok itu sendiri memenuhi aspek- aspek yang mendukung Community Based Tourism (Pariwisata Berbasis Masyarakat) diantaranya masyarakat setempat memperdulikan keberlangsungan alam, ekonomi dan sosial, dengan mengadakan berbagai program seperti program sanitasi, program air bersih, program satu rumah satu sarjana, perlindungan sosial lansia, dan tetap merawat 5 sumber mata air untuk keberlangsungan hidup masyarakat. Selain itu tidak hanya BUMDes namun masyarakat juga turut berpatisipasi dalam berbagai kegiatan baik segi pariwisata maupun perikanan, serta memberikan dampak positif terhadap kesehjateraan masyarakat setempat.





Kamis, 08 Februari 2018

Comunity Based Tourism

Principles and Meaning

1. Underlying Ideas

Amidst the social changes brought on by globalization, local communities can't life in isolation. Thai communities and many simillar communities around the world have passed the time of absolute self reliance and are increasingly dependent upon the outside 'urban' world. Interacting with the outside world will not be easy for local communities without sufficient and strong social, cultural and economic resources.
The understanding people in urban society that have connection to rural communities is an essential base on designing and implementing succesfull development strategies. Tourism is one way to bring people of different bacgrounds together. Ideally, tourism seems to offer hosts and visitors to unique opportunity to share their different cultures and point of view. Members of different societies are able to share first hand experiences together and to develop personal relationshps which can grow into powerfull alliance contributing towards the sustainable development of society.

2. Community Based Tourism

Community Based Tourism is a unique type of tourism with charateristic quiet different from mass tourism. Those who intend to put CBT into practice need to fully understand the underlying ideas, principles and component's behind CBT.
CBT is not a simply tourism bussiness that aims maximazing profits for investor. Rather, is more concerned with the impact of tourism on the community and environmental resources. Communities that are appropiate for the development of CBT must be choosen carefully and adequetely prepared before operating CBT. More importantly, the community should have the strength to modify or suspend CBT. Should it grow beyond the management capacity of the community or bring unmanageable negativ impacts.

3. Terms and Definitions for Types of Tourism Similar to CBT

  • Ecotourism is 'Responsible Travel'in areas containing natural resources that posses endemic charateristics and cultural or historical resources that are integrated into the area's ecological system.
  • Short visits, mass tour prgrams have featured short visits of a few hours to local communities for quiet some time.
4. CBT and Community Development

CBT is intended as a tool for community development and environmental conservation. CBT and Community Development are inherently connected, because the same natural and cultural resource. Culture and social norms determine not only resource use but also structure internal and external relationships. Ideally the value of fostering the relationship between local cultural wisdom and local Environmental resource should be internalized by the communitty members and integrated into all aspect of CBT management.

5. The Procces of Facilitating the Develompent of CBT

In preparing the community for CBT, you should consider the establishment of a contract or commitment among the stakeholders. This can be done through the procces of settling on mutual goals and participating the ten steps below:
  1. Chose a destination.
  2. Complete a feasibility a feasibility study in cooperation with the community.
  3. Set vision and objectives with the community.
  4. Develop a plan to prepare the community to manage tourism.
  5. Set direction for organizational management.
  6. Desaign tour programs.
  7. Train interpretive guides.
  8. Develop a marketing plan.
  9. Launch a pilot tour program.
  10. Monitor and evaluate the procces.